Senin, 02 Januari 2012

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI STRIKTUR URETRA

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI STRIKTUR URETRA



I. Pengertian
Striktur Uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan parut dan kontraksi. (Brunner & Suddarth, 2002: 1468)
II. Etiologi
            Faktor penyebab hemoroid adalah :
  • Cidera uretra (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi)
  • Cidera akibat peregangan
  • Cidera yang berhubungan dengan kecelakaan mobil, uretritis gonorheal yang tidak ditangani
  • Abnormalitas kongenital
III. Tanda dan gejala pendukung adanya Striktur Uretra
   Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang
   Infeksi dan retensi urinarius
   Urin menglir balik dan mencetuskan sistisis, prostatitis dan pielonefritis
   Timbulnya nyeri
IV. Penatalaksanaan
Penanganan dapat mencakup didilatasi secara bertahap area yang menyempit (menggunakan logam yang kuat atau bougies) atau secara bedah. Jika striktur menghambat pasase kateter, ahli urology menggunakan beberapa filiform bougies untuk membuka jalan. Ketika salah satu bougie mampu mencapai kandung kemih, maka dilakukan fiksasi, dan urin akan didrainase dari kandung kemih. Jalan yang terbuka tersebut kemudian didilatasi, rendam duduk menggunakan air panas dan analgesik non-narkotik diberikan untuk mengendalikan nyeri. Medikasi antimikrobial diresepkan untuk beberapa hari setelah dilatasi untuk mencecah infeksi.
Eksisi bedah atau uretroplasti  mungkin diperlukan untuk kasus yang parah. Sistostomi suprapubis mungkin diperlukan untuk beberapa pasien.

IV.  Diagnosa keperawatan
1.      Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2.      Gangguan rasa nyaman b/ d adanya pemasangan kateter
3.      Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.
4.      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi.



















V. Pathways
Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma uteri, pembesaran prostat, tumor rectum.














































VII. Intervensi
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
PRE OP
Cemas b/d penurunan fungsi kognitif dan kurangnya pengetahuan terhadap penyakitnya.





POST OP
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan saraf perifer





POST OP
Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi



INTRA OP
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi











Setelah diberi penjelasan tentang prosedur operasi dan suport mentral dengan KH :
-  Pasien mengungkapkan kondisinya
-  Ekspresi wajah pasien tidak tampak gelisah.
-  Klien mau bertanya tentang tindakan yang akan dilakukan.




Rasa nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 15 menit dengan KH
-  pasien mengatakan nyeri berkurang.
-  Pasien menunjukan skala nyeri pada angka 3.
-  Ekspresi wajah klien rileks.



Meminimalkan penyebab injuri dengan melakukan tindakan 1x 15 menit, KH :
-  Klien tidak jatuh dari bed
-  Klien dalam posisi yang nyaman




Volume cairan dalam tubuh seimbang setelah dilakukan 1 x 10 menit dengan KH :
-  TTV dalam batas normal :
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/ menit
S : 35,4 0 C
R : 20 x/ menit
-  Integritas kulit baik
-  Seimbang antara input dan out put
-  beri penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan pada klien
-  Orientasikan klien pada lingkungan yang baru
-  Anjurkan klien untuk berdoa
-  Beri waktu klien untuk bertanya
-  Beri motivasi klien tentang prosedur tindakan
-  Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
-  Kaji TTV

-  Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya dan lamanya
- Atur posisi senyaman mungkin
- Ajarkan managemen relaksasi
-  Monitor TTV
-  Kolaborasi pemberian obat   analgetik


-  Memberi bed tambahan dikanan dan kiri klien
-  Pantau posisi klien







-  Memantau TTV
-  Memantau intake dan output cairan
-  Memantau integritas cairan

 Agar pasien jelas dengan prosedur apa yang dilakukan
 Mengurangi rasa cemas pada pasien
-           
-           




 Agar dapat diketahui skala nyerinya pada derajat I-IV, supaya pasien tidak tegang dan timbul cemas




 Untuk kenyamanan pasien







 Mengetahui cairan intek maupun output apakah seimbang atau tidak.


DAFTAR PUSTAKA

   Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC

   Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC

   Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth

            Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket